Holografi adalah teknik yang memungkinkan cahaya dari suatu benda
yang tersebar direkam dan kemudian direkonstruksi sehingga objek
seolah-olah berada pada posisi yang relatif sama dengan media rekaman
yang direkam. Gambar berubah sesuai dengan posisi dan orientasi dari
perubahan sistem pandangan dalam cara yang sama seperti saat objek itu
masih ada, sehingga gambar yang direkam akan muncul secara tiga dimensi
(3D) yang biasa disebut dengan hologram. Teknologi perekaman citra tiga
dimensi ini menggunakan sinar murni (seperti laser)[1]. Setelah
pemrosesan, penampakan benda akan terlihat berbeda-beda dari berbagai
sudut. Pembuatan hologram tradisional menggunakan proses kimia yang
rumit. Penampakan pada hologram modern dapat dilihat dengan pencahayaan
yang biasa dan dapat pula menunjukkan citra tiga dimensi benda besar
yang bergerak dengan pewarnaan yang lengkap.
Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk
dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk
mikroskopik. Hologram bertindak sebagai gudang informasi optik.
Informasi-informasi optik itu kemudian akan membentuk suatu gambar,
pemandangan, atau adegan.
Hologram merupakan jelmaan dari gudang informasi (information storage)
yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah ia mampu menyimpan informasi,
yang di dalamnya memuat objek-objek 3 dimensi (3D). Tidak hanya
objek-objek yang biasa terdapat di foto atau gambar pada umumnya. Hal
itu disebabkan prinsip kerja hologram tidak sesederhana lensa fotografi.
Hologram menggunakan prinsip-prinsip difraksi dan interferensi, yang
merupakan bagian dari fenomena gelombang.
Karakteristik hologram
Hologram, memiliki karakteristik yang unik. Beberapa diantaranya yaitu:
* Cahaya, yang sampai ke mata pengamat, yang berasal dari gambar
yang direkonstruksi dari sebuah hologram adalah sama dengan yang apabila
berasal dari objek aslinya. Seseorang, dalam melihat gambar hologram,
dapat melihat kedalaman, paralaks, dan berbagai perspektif berbeda
seperti yang ada pada skema pemandangan yang sebenarnya.
* Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat direkonstruksi dari
bagian kecil hologram. jika sebuah hologram pecah berkeping-keping,
masing-masing bagian dapat digunakan untuk mereproduksi lagi keseluruhan
gambar. Walau bagaimanapun, penyusutan dari ukuran hologram, dapat
menyebabkan penurunan perspektif dari gambar, resolusi, dan tingkat
kecerahan dari gambar.
* Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis gambar,
biasanya gambar nyata (pseudoscopic) dan gambar maya (orthoscopic)
* Sebuah hologram tabung dapat memberikan pandangan 360 derajat dari objek
* Lebih dari satu gambar independen yang dapat disimpan dalam satu
pelat fotografi yang sama yang dapat dilihat dari satu per satu dalam
satu kesempatan.
Penyimpangan hologram
Hologram dapat menderita penyimpangan yang disebabkan oleh konstruksi
satu ke rekonstruksi berikutnya serta oleh ketidaksesuaian referensi
dan rekonstruksi sinar. Penyimpangan pada hologram kromatik dan
nonkromatik, keduanya sama-sama merupakan penyimpangan yang serius
walaupun hanya sebuah penyimpangan dari geometri perekaman yang ada pada
rekonstruksi geometri.
Klasifikasi hologram
Hologram, dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara tergantung pada
ketebalan, metode perekaman, metode rekonstruksi dan lain sebagainya.
Klasifikasi berdasarkan amplitudo dan fase hologram
Sebuah hologram, tipe penyerapannya ada yang menghasilkan perubahan
pada amplitudo dari sinar rekonstruksinya. Jenis fase dari hologram ini
menghasilkan fase perubahan pada sinar rekonstruksi dikarenakan variasi
dari indeks bias atau ketebalan dari medium. Fase hologram, memiliki
keuntungan lebih daripada amplitudo hologram dalam hal pemborosan energi
di dalam medium hologram serta efisiensi penguraian yang lebih tinggi.
Hologram yang direkam dalam emulsi fotografik mengubah baik amplitudo
dan fase dari menerangi gelombang. Bentuk dari rencana kerangka
perekaman ini tergantung dari fase relatif dari pencampuran sinar.
Akibatnya, gelombang yang terekonstruksi terefleksi ke hologram yang
sesuai dengan kepadatan perak yang tersimpan dengan variasi amplitudonya
sebanding dengan amlpitudo dari objek. Demikian pula dengan fase
gelombang rekonstruksi, yang dimodulasikan sebanding dengan fase dari
gelombang objek. Jadi, baik amplitudo dan fase dari gelombang objek
merupakan reproduksi.
Klasifikasi berdasarkan ketebalan hologram
Hologram bisa berbentuk tipis (bidang) atau tebal (isi). Sebuah
parameter Q dapat digunakan untuk membedakan antara hologram tipis dan
tebal. Sebuah hologram dapat dikatakan tipis apabila Q < 1. Hal ini
telah dibuktikan bahwa hologram tipis yang ditambah dengan teori
gelombang berlaku untuk nilai Q urutan 1. Jadi, kriteria dari Q tidak
selalu cukup. Sebuah hologram mungkin juga disebut tipis jika emulsi
ketebalannya lebih rendah dari jarak tepi. Hologram seperti ini
menghasilkan beberapa ketentuan (i) ketentuan 0 jika sinar acuan
ditransmisikan secara langsung, (ii) ketentuan 1 jika penyebaran
menghasilkan bayangan maya, (iii) ketentuan -1 jika penyebaran sama
dengan intensitas untuk ketentuan 1 menghasilkan gambar konjugasi dan
(iv) lebih besar dari 1 jika ada penurunan intensitas.
Sebuah hologram yang bervolume (tebal) dapat dikatakan sebagai
superposisi dari tiga dimensi rekaman terukur pada kedalaman dari emulsi
menurut hukum Bragg. Rencana pengukuran pada volume hologram
menghasilkan perubahan maksimal pada indeks bias dan atau indeks
penyerapan. Kesimpulan dari hukum Bragg adalah volume hologram
merekonstruksi bayangan maya pada posisi asli dari objek jika sinar
rekonstruksi bertepatan dengan sinar acuan. Namun, bagaimanapun juga
gambar konjugasi dan ketentuan penyebaran yang lebih tinggi tidak
termasuk disini.
cek video :http://www.youtube.com/watch?v=EndNwMBEiVU
Posted by : Rizal Maulana Ainul Yaqin
Thursday, April 12, 2012